Minggu, 19 Mei 2013
SBY Dapat Penghargaan, Franz Magnis Protes
10.37
MPG
No comments
Rohaniwan Franz Magnis Suseno 'mempelopori' penolakan terhadap Penghargaan Ahmad Bakrie (Bakrie Award) pada 2007. Ketika itu Romo Magnis menolak menerima hadiah Bakrie Award dengan alasan bencana lumpur Lapindo yang disebabkan anak perusahaan Bakrie. DOK/TEMPO/ Zulkarnain
SBY Dapat Penghargaan, Franz Magnis Protes
Profesor bidang filsafat, Franz Magnis Suseno, protes atas rencana penganugerahan World Statesman Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Franz Magnis mengirim surat keberatan ke Appeal of Conscience Foundation (ACF), lembaga yang menganugerahi hadiah tersebut.
Dia menyebutkan ada dua poin keberatan "Pertama, SBY selama kepemimpinannya 8,5 tahun tidak pernah menyatakan kepada rakyat Indonesia untuk menghormati minoritas," kata Franz Magnis ketika dihubungi Tempo, Kamis, 16 Mei 2013.
Kedua, SBY tidak pernah melindungi kelompok yang menjadi korban kekerasan seperti dalam kasus Ahmadiyah dan Syiah yang dicap sesat oleh kelompok aliran keras. "Presiden SBY tidak melakukan dan mengatakan apa-apa untuk melindungi mereka," kata Franz Magnis.
Dalam surat itu, dia menuturkan ratusan orang Ahmadiyah dan Syiah yang dianggap sesat diusir dari tempat tinggal mereka. Akibatnya, mereka mengungsi ke tempat-tempat seperti ruang olahraga. Bahkan, ada beberapa kasus terbunuhnya orang Ahmadiyah dan Syiah. "Sehingga muncul pertanyaan apakah Indonesia akan memburuk kondisinya seperti Pakistan dan Irak di mana setiap bulan orang Syiah dibunuh karena motivasi agama?" tulis Franz Magnis.
Bila hadiah ini tetap diberikan kepada SBY, kata Franz, hal tersebut sungguh akan memalukan. "Ini mendiskreditkan seluruh klaim Anda sebagai lembaga yang bertujuan moral," katanya. Dalam situsnya, ACF yang didirikan Rabbi Arthur Schneier pada 1965 menyebut diri sebagai organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Pastor Katolik Serikat Jesuit dan profesor filsafat yang mengajar di Studi Filsafat Driyarkara ini juga menyebutkan berbagai persoalan intoleransi beragama yang ada di Indonesia. Seperti kesulitan umat Kristiani dalam izin mendirikan ibadah, adanya kasus penutupan paksa gereja, kesulitan kebaktian. "Sehingga intoleransi tumbuh di tingkat akar rumput," katanya.
Dia mempertanyakan proses keputusan ACF yang memberi anugerah itu. "Bagaimana keputusan bisa diambil tanpa meminta pendapat rakyat Indonesia?" katanya. Lebih lanjut, dia menyatakan semoga keputusan ACF tak hanya mengandalkan orang-orang pemerintah atau orang dekat Presiden SBY.
Bukan sekali ini saja Franz bersuara keras. Dia pernah menolak Bakrie Award. Franz beralasan Bakrie terlibat dalam kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur.
YULIAWATI
Source : tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar