“Begitu sukacitanya saat mengingat bahwa ia [Maria] adalah ibu kita! Sejak ia begitu mengasihi kita dan mengetahui kelemahan kita, apalagi yang perlu kita takutkan?” ~ St. Therese of Lisieux
“Jangan pernah takut untuk mengasihi Perawan Yang terberkati secara berlebihan. Anda tidak pernah bisa mencintainya lebih dari yang Yesus lakukan” ~ St. Maximilian Kolbe
“Maria, berikan kepadaku hatimu: yang begitu indah, begitu murni, tak bernoda; hatimu begitu penuh dengan cinta dan kerendahan hati bahwa saya dapat menerima Yesus didalam Roti Kehidupan dan mencintai-Nya seperti dirimu mencintai-Nya dan melayani-Nya didalam samaran orang-orang miskin yang menyusahkan” ~ Beata Bunda Teresa
“Jika anda memanggil Perawan Yang Terberkati ketika anda digoda, ia akan datang seketika untuk membantumu, dan setan akan meninggalkanmu” ~ St. John Vianney
“Sebelumnya, dengan usaha anda sendiri, anda tidak mampu. Sekarang, anda telah berbalik kepada Bunda kita, dan bersama dengannya, begitu mudahnya!” ~ St. Josemaria Escriva
“Cintai Bunda kita. Dan ia akan memperoleh rahmat yang berlimpah-limpah untuk membantumu untuk mengalahkan pergumulanmu sehari-hari” ~ St. Josemaria Escriva
“Jadi kekuatan anda sendiri tidak berhasil? Kenapa anda tidak mengatakannya kepada ibu anda tentang hal ini?… IBU! panggil dia dengan suara keras. Ia mendengarkan anda; ia melihat anda didalam bahaya, mungkin, dan dia -Maria, ibu kudus anda sendiri- menawarkan kepada anda, bersamaan dengan rahmat Putranya, lengannya sebagai tempat perlindungan, kelembutan dari pelukannya…dan anda akan menemukan diri anda sendiri kekuatan yang ditambahkan untuk menghadapi pertempuran yang baru” ~ St. Josemaria Escriva
——————————————
“Dimana jalan yang menuntun kita pada Yesus Kristus? Jalan tersebut ada didepan mata kita : jalan itu adalah Gereja. Adalah kewajiabn kita untuk mengingatkan semua orang, besar maupun kecil, bahwa kita berada dalam keharusan absolut untuk meminta bantuan pada Gereja ini untuk mengerjakan keselamatan abadi kita.” – Paus St. Pius X
“Toleransi hanya berlaku pada orang-orang, tidak pernah pada prinsip. Intoleransi hanya berlaku pada prinsip, tidak pernah pada orang-orang. Kita harus toleran kepada orang-orang karena mereka manusia; kita harus intoleran terhadap prinsip-prinsip karena mereka bersifat ilahi. Kita harus toleran terhadap orang yang bersalah, karena ketidaktahuan dapat menyesatkan mereka; tapi kita tidak boleh intoleran terhadap kesalahan, karena Kebenaran bukan buatan kita, tapi milik Allah. Karenanya Gereja dalam sejarahnya… selalu menyambut bidat kembali ke dalam harta karun jiwa-jiwanya, tapi tidak pernah menyambut kesesatan ke dalam harta karun kebijaksanaannya” – Uskup Agung Fulton J Sheen
“Kesulitan dalam menjelaskan “Mengapa saya seorang katolik” adalah bahwa terdapat 10.000 alasan yang berkembang menjadi satu alasan : bahwa katolisisme itu benar.” – G.K. Chesterton
“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya : mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” – Paus Benediktus XVI
“Cinta adalah ukuran kemampuan kita dalam memikul salib” —St. Teresa Avila
“Kita tidak bisa seperti St. Bernard yang memiliki 12 langkah menuju kerendahan hati yang sempurna (Saya yakin bahwa sesegera mungkin anda mencapai langkah ke 12, anda akan sangat bangga bahwa anda seorang yang rendah hati)”- Uskup Agung Fulton Sheen
” Kehidupan adalah perjuangan yang tidak boleh kita hindari tapi harus kita menangkan” – St. Padre Pio
——————————————
“Hal ini terjadi secara terus menerus bahwa Tuhan mengijinkan jiwa untuk jatuh sehingga ia dapat tumbuh menjadi lebih rendah hati. Ketika jiwa itu jujur, dan menyadari apa yang telah dilakukan, dan kembali, ia membuat perkembangan yang meningkat dalam pelayanan Tuhan kita” – St. Teresa Avila
“Kekudusan bukan berarti tidak membuat kesalahan atau tidak pernah berdosa. Kekudusan tumbuh dengan kesanggupan untuk perubahan, pertobatan, kerelaan untuk memulai kembali, dan diatas segalanya, kesanggupan untuk rekonsiliasi dan pengampunan” – Cardinal Ratzinger, Paus Benediktus XVI
“Engkau ingin bangkit?
Mulailah dengan turun ke bawah
Engkau merencanakan membangun menara yang menembus awan?
Letakkan dahulu fondasi kerendahan hati
Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis
Kerendahan hatilah yang membuat manusia sebagai malaikat” – St. Augustinus
“Gerbang Surga sangat rendah; hanya yang rendah hati yang bisa memasukinya”- St. Elizabeth Ann Seton
“Orang yang rendah hati terbuka untuk dikoreksi, sementara orang sombong tertutup terhadapnya. Orang yang sombong sangat yakin dalam opini dan pemahaman mereka. Tidak seorangpun bisa menegur mereka dengan berhasil : tidak juga teman mereka, superior lokal bahkan paus sendiri. Mereka tahu – dan itulah akhirnya. Penuh dengan pandangan mereka sendiri, orang yang sombong kekurangan kesanggupan untuk mellihat sudut pandang orang lain” ― Romo Thomas Dubay
“Orang yang rendah hati mendengarkan saudara dan saudari mereka karena mereka beranggapan bahwa saudara saudari mereka memiliki sesuatu untuk dipelajari. Mereka terbuka terhadap koreksi, dan mereka menjadi bijak melaluinya― Romo Thomas Dubay
“Kita hanya bisa belajar mengetahui diri sendiri dan melakukan apa yang kita bisa – yaitu, menyerahkan kehendak kita dan memenuhi kehendak Allah didalam diri kita” – St. Teresa Avila
——————————————
“Jangan takut” —Yohanes Paulus II
“Bila kita menerima dari Allah hal-hal yang baik dan menggembirakan, mengapa kita tidak seharusnya menerima penderitaan dan percobaan dari-Nya? Aku telah meletakkan kepercayaanku didalam Allah, dan aku tenang.” – Pius IX
“Jadi, mengambil waktu untuk berdoa dan menyuburkan doa dan aktivitas melalui pembelajaran biblis, teologis dan doktrinal, dan hidup bersama Kristus dan rahmat-Nya dengan menerima sakramen rekonsiliasi dan Ekaristi dengan tekun : itulah dasar dari kehidupan Kristiani yang mendalam” – Yohanes Paulus II
“Cinta terhadap surga adalah satu-satunya jalan ke surga.” —Blessed John Henry Newman
“Rosario secara mistis memindahkan kita ke sisi Maria selagi ia sibuk mengawasi pertumbuhan manusiawi Kristus di rumahnya di Nazareth. Hal ini memampukan ia melatih dan membentuk kita dengan kepedulian yang sama, sampai Kristus “terbentuk secara penuh” di dalam kita…Tidak pernah, seperti di dalam Rosario, kehidupan Yesus dan Maria tampak begitu bergabung secara mendalam. Maria hidup hanya di dalam Kristus dan untuk Kristus!” —Yohanes Paulus II
“Iman tidak pernah mengecewakan; Allah selalu menjawab iman yang mempertanyakan, bahkan ketika Ia tidak menjawab seperti yang diharapkan secara manusiawi oleh orang beriman.” —Adrienne von Speyr
“Mari kita bersatu di kaki Bunda kita, sumber suka cita kami, dan berjanji untuk menjadi suka citanya. Berdoalah rosario setiap hari dan di jalan dengan devosi yang lembut kepada Maria. Mari kita berlari kepada-Nya, ketika karya bagi jiwa-jiwa terasa sulit” —Blessed Teresa of Calcutta
——————————————
“Keputusanku untuk menjadi imam itu karena didorong untuk mengabdi bangsa. Saya telah mencari beberapa kemungkinan profesi, tetapi tidak ada yang lebih memungkinkan untuk memuliakan Tuhan dan sekaligus untuk mengabdi bangsa selain menjadi imam”
“Jika kita benar-benar Katolik sejati sekaligus kita juga patriot sejati. Karenanya kita adalah 100% patriot, karena kita adalah 100% katolik.”
“Ini adalah tempat yang disucikan. Penggal dulu kepala saya, baru tuan boleh memakainya.”
“Kemanusiaan itu satu, bangsa manusia itu satu. Kendati berbeda bangsa, asal-usul dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan satu keluarga besar (umat manusia); demikian juga kendati tampak dalam kodrat laki-laki dan perempuan. Malahan, menurut kehidupan di dunia ini, seluruh umat manusia dan bangsa-bangsa saling membutuhkan satu sama lain; kalau tidak saling bekerja sama dan saling menolong pasti tak akan lepas dari bahaya, tidak akan terjelam kesejahteraan, tak akan ada kemajuan, tak akan ada tata susila, tak ada ketentraman dan keselamatan. (Surat Kegembalaan September 1940)”
“Anak-anakku laki-laki dan perempuan, yang disebut kusuma bangsa dan yang menjadi harapan Gereja, pandanglah kanan kirimu dengan hati dan pikiran yang jernih dan terbuka”
“Bapak-bapak dan ibu-ibu, didiklah anak-anakmu secara Katolik dan Nasional agar tetap lestari, berkembang dalam hal rohani dan jasmani, dengan memperhatikan agama dan kebangsaannya agar tetap teratur siap melaksanakan tugas rohani dan tugas umum lainya sebagaimana mestinya. Gemblenglah mereka dengan teladan perkataan dan tindakan kalian agar mereka memiliki watak dan kepribadian yang kokoh, dan teguh sehingga mampu menghadapi dan menanggung segala kesulitan dan tipu daya mana pun yang akan menghancurkan warisan bangsa dan leluhur kita. Juga agar mereka berani melawan segala usaha yang akan merusak sopan santun dan tata susilal juga membongkar berbagai fitnah yang menyepelekan watak satria, tulus dan sederhana (Surat Kegembalaan Februari 1956)”
“Semoga dari rumah tangga katolik, yang betul-betul merupakan sumber hidup, sumber pendidikan, sumber kebahagiaan dan penghibur, menyumbangkan anak-anaknya sebagai pemimpin-pemimpin dan tenaga putera-puteri yang mampu membimbing golongannya menjadi golongan yang boleh dibanggakan oleh bangsa Indonesia (Pembukaan Kongres Pemuda Katolik)”
“Belajarlah dengan rajin, dengan sabar hati dan berbudi sesuai dengan kedudukanmu, supaya cukuplah kecerdasan, kepandaian, dan pengetahuan…perihal Tuhan dan wahyunya, perihal manusia, perihal semesta alam dengan segala isinya : perihal hubungan Tuhan dengan manusia, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta, pun pula perihal Gereja dengan bentuk, tugas, dan sejarahnya demikian pula perihal bangsamu, tanahmu,dengan sejarahnya”
“Jiwa kita adalah merdeka, jika kita selalu menuntut apapun juga yang bersifat sungguh benar, sungguh baik, sungguh indah dengan leluasa”
“…yang diperhatikan oleh masyarakat kita adalah apakah Gereja Katolik beserta umatnya itu ada gunanya, berdaya guna untuk negar dan Rakyat Indonesia? Apakah umat katolik Indonesia memiliki keberanian yang tangguh untuk turut mengisi kemerdekaan – yang telah berhasil dijangkau – dengan tata tentrem, kertaraharja dan kemakmuran baik jasmani maupun rohani?”
“Memang, tidak sedikit jumlahnya orang yang kemudian menjadi luntur, menjadi sama seperti kanan kirinya, hilang kekhasannya sebagai Katolik. Sebagian malah enggan kalau ketahuan bahwa dirinya katolik; bangga bahwa dapat menyatu dengan cara menyamar, berkulit bunglon. Betapa kasihan.
…Swara -Tama tidak bermaksud membujuk orang berkalung rosario, menjajar medali-medali, dan mendaras doa sepanjang jalan. Yang dituju (oleh Swara-Tama) adalah agar dapat memberi tuntunan dan melatih cara hidup katolik lahir-batin, tidak memandang tempat, derajat kedudukan mapupun asal-usul. Segala pengalaman hidup akan dibeber dan dibahas dalam kacamata Katolik, agar para pembaca senantiasa memegang tekad serta keyakinannya baik di gereja, di jalan, di tempat perjamuan, pekerjaan dan tempat hiburan, atau dimanapun tanpa perduli kanan-kirinya, agar jelas memperlihatkan bahwa kehidupannya telah dilandasi keyakinan akan kehidupan yang luhur”
——————————————
Memiliki iman yang jelas, berdasarkan pada Syahadat Gereja, sering dicap sebagai fundamentalisme. Sedangkan, relativisme, dimana membiarkan diri dilempar dan “tersapu oleh angin pengajaran”, sepertinya merupakan sikap yang satu-satunya diterima pada standar saat ini. Kita sedang bergerak menuju kediktatoran relativisme yang tidak mengakui apapun yang pasti dan tujuan tertingginya adalah egonya sendiri dan keinginannya sendiri.” – Paus Benediktus XVI
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” - Surat St. Paulus kepada Timotius (2Tim 4: 3-4)
“Jika kamu percaya apa yang kamu suka di Injil dan menolak apa yang tidak kamu suka, maka bukanlah Injil yang kamu percaya, tetapi dirimu sendiri” – St. Agustinus dari Hippo
Toleransi bukanlah sebuah kebajikan Kristiani. Kasih, keadilan, murah hati, kebijaksanaan, kejujuran – hal inilah kebajikan Kristiani.” – Uskup Agung Charles Chaput
“Dunia akan mengatakan kepadamu bahwa kekudusan dan kebajikan Kristiani itu membuat frustasi, bodoh, dan tidak mungkin dapat digapai! tapi aku berkata kepadamu, dunia salah!” – Timothy Kardinal Dolan; Uskup Agung New York
“Racun yang paling mematikan pada abad kita sekarang ini adalah indifferent…” – St. Maximilian Maria Kolbe
“Kerendahan hati berarti melihat diri kita sendiri seperti Allah melihat kita: mengetahui semua kebaikan yang kita punya berasal dari Dia sebagai karunia yang murni” – St. Thomas Aquinas
——————————————
“Sering kita diingatkan oleh Bapa Suci Benediktus XVI bahwa kita seharusnya merayakan liturgi bukan sebagai sebuah acara yang bisa kita rombak sesuka hati, mengikuti mode atau teori yang sedang beredar, melainkan kita seharusnya merayakannya sebagai sebuah realitas yang lebih besar dari diri kita, sebuah realitas yang melampaui diri kita dan membentuk doa kita. ” – Dubes Tahta Suci untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi
“Amat pentinglah menekankan kembali kesetiaan kita pada norma-norma mengenai liturgi Gereja: para uskup dan para imam, yakni para pelayan liturgi suci, bukanlah penguasa liturgi, seakan-akan dapat mengubahnya sesuka hati, dan demikian juga umat tidak boleh berpikir bahwa acara-acara liturgis mesti sesuai dengan keinginan mereka. Liturgi bukanlah milik manusia dan tidak boleh dimanipulasi sesuka hati oleh siapapun!” - Dubes Tahta Suci untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi
“Setiap kali tepuk tangan terjadi di tengah liturgi yang disebabkan oleh semacam prestasi manusia, itu adalah tanda yang pasti bahwa esensi liturgi telah secara total hilang, dan telah digantikan dengan semacam pertunjukan religius.” – Paus Benediktus XVI
“Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan. Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya. Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” – Cardinal Arinze
”Tapi musik harus mendukung perkembangan iman, muncul dari iman kita dan harus menuntun kita kembali kepada iman. Musik haruslah merupakan doa…Entertainment itu persoalan lain. Kita memiliki aula paroki untuk itu, dan teater. Orang-orang tidak datang Misa untuk dihibur. Mereka datang menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” – Cardinal Arinze
“Liturgi tidak pernah menjadi milik pribadi siapa pun, baik itu selebran atau komunitas dimana misteri dirayakan” – Beato Yohanes Paulus II: “Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja”
“Liturgi bukan tentang kita yang melakukan sesuatu, bukan tentang kita yang menampilkan kreativitas kita, bukan tentang kita menampilkan semua hal yang bisa kita lakukan. Liturgi bukanlah sebuah pertunjukan, teater, ataupun sebuah pawai” – Paus Benediktus XVI, dalam buku Light of the World.
——————————————
“Teman-teman yang terkasih : jadilah [orang yang] hati-hati dan bijaksana, bangunlah kehidupanmu diatas fondasi yang kokoh yang adalah Kristus. Kebijaksanaan dan kehati-hatian akan membimbing langkahmu, tidak ada yang akan membuatmu takut dan damai akan memerintah di hatimu. Maka kamu akan terberkati dan berbahagia dan kebahagiaanmu akan mempengaruhi orang lain. Mereka akan penasaran apa rahasia kehidupanmu dan mereka akan menemukan bahwa batu karang yang menopang keseluruhan bangunan dan diatasnya terletak keseluruhan keberadaanmu, yang adalah pribadi Kristus, temanmu, saudara dan Tuhan, Putra Allah yang berinkarnasi, yang memberi makna bagi seluruh alam semesta.”
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan aku juga untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti berjalan di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang palsu.
“Bertumbuh dalam persahabatan dengan Kristus harus berarti mengenali pentingnya partisipasi suka cita dalam kehidupan parokimu, komunitas dan gerakan, juga perayaan Misa Minggu, penerimaan Sakramen Tobat yang sering, dan pemeliharaan doa pribadi dan meditasi tentang sabda Allah. Persahabatan dengan Yesus juga akan menuntunmu untuk menjadi saksi iman dimanapun kamu berada, bahkan ketika kamu bertemu penolakan atau indiferens (sikap acuh tak acuh). Kita tidak bisa bertemu Kristus dan tidak ingin untuk membuatnya dikenal orang lain. Jadi jangan simpan Kristus untuk dirimu sendiri! Bagilah sukacita imanmu dengan orang lain. Dunia memerlukan kesaksian imanmu, dunia sungguh membutuhkan Allah.”
“Untuk menderita dengan orang lain dan untuk orang lain; utuk menderita demi kebenaran dan keadilan; untuk menderita karena kasih dan untuk menjadi orang yang sungguh mengasihi – ini adalah elemen-elemen fundamental kemanusiaan, dan mengabaikannya akan menghancurkan manusia sendiri” (ibid). Mari kita dengan antusias menyambut ajaran-ajaran ini dan melaksanakannya. Mari kita melihat Kristus, yang tergantung di kayu salib yang kasar, dan mari kita meminta Ia mengajari kita kebijaksanaan misterius Salib, yang olehnya manusia hidup. Salib bukan tanda kegagalan, tapi merupakan ekspresi pemberian diri dalam kasih yang memperluas bahkan kepada kurban tertinggi dari kehidupan seseorang.”
“Jika kamu berdiam dalam kasih Kristus, berakar dalam iman, kamu akan menemukan, bahkan ditengah kemunduran dan penderitaan, sumber kebahagiaan dan sukacita sejati. Iman tidak bertentangan dengan tujuan akhirmu yang tertinggi, iman mengangkat dan menyempurnakannya. Orang muda yang terkasih, jangan puas dengan apapun kecuali Kebenaran dan Kasih, jangan puas dengan apapun selain daripada Kristus.”
“Siapapun yang telah menemukan Kristus harus menuntun yang lain kepada-Nya. Kegembiraan yang besar tidak bisa disimpan untuk diri sendiri. Ia harus diteruskan”
“Orang muda yang terkasih, jika kamu ingin menemukan dan hidup dengan setia bentuk kehidupan yang Tuhan panggil untuk tiap orang dari kamu, kamu harus tinggal dalam kasih-Nya sebagai teman-Nya. Dan bagaimana kita mempertahankan persahabatan kecuali melalui komunikasi yang sering, percakapan, berada bersama dalam keadaan baik dan buruk? Santa Teresa Yesus berkata bahwa doa adalah “komunikasi yang bersahabat, sering menghabiskan waktu sendirian dengan orang yang kita tahu bahwa Ia mencintai kita”
——————————————
“Perawan Tersuci di saat-saat terakhir ini di mana kita hidup, telah memberikan suatu khasiat baru untuk pendarasan Rosario sedemikian luas sehingga tidak ada permasalahan, entah temporal atau terlebih spiritual sekalipun, tidak peduli betapapun sulitnya, dalam kehidupan pribadi masing-masing dari kita, dari keluarga kita… yang tidak dapat diselesaikan dengan Rosario.” - Sr. Lucia, visioner Fatima
“Tidak ada seorang pun yang dapat hidup terus-menerus dalam dosa sembari terus mendaraskan Rosario: entah mereka akan menyerah kepada dosa atau mereka akan menyerah kepada Rosario. “ - Uskup Hugh Doyle
“Dengan Rosario, kita membiarkan diri kita dibimbing oleh Maria, sang model iman, dalam merenungkan misteri-misteri Kristus, dan hari demi hari kita dibantu untuk mencerna Injil, sehingga Injil membentuk kehidupan kita semua.” - Paus Benediktus XVI
“Rosario adalah bentuk doa yang paling bermutu dan sarana yang paling manjur untuk memperoleh kehidupan kekal. Ini adalah obat untuk semua kejahatan kita, akar dari semua berkat kita. Tidak ada sarana doa lain yang lebih bermutu.” - Paus Leo XIII
“Daraskanlah Rosario Suci. Berbahagialah bahwa Salam Maria yang monoton itu memurnikan dosa-dosamu yang monoton [= yang itu-itu juga] !” - St. Josemaria Escriva
”Berdoalah Rosario setiap hari… Berdoalah, berdoalah sesering mungkin dan persembahkanlah silih bagi para pendosa… Akulah Ratu Rosario… Pada akhirnya Hatiku yang Tak Bernoda akan menang.” - Pesan Bunda Maria di Fatima
“Ketika [sepasang] kekasih bersama-sama, mereka menghabiskan berjam-jam mengulangi hal yang sama: aku mencintaimu! Apa yang hilang pada orang-orang yang berpikir Rosario membosankan, adalah CINTA.” - Sr. Lucia, visioner Fatima
——————————————
“Seringkali hanya ada satu cara Tuhan yang baik dapat masuk ke dalam sejumlah hati adalah dengan mematahkannya.” ~ Ven. Fulton J. Sheen
“Yesus berkata, “Akulah Kebenaran”, dan adalah tugas kamu dan saya untuk menyuarakan kebenaran. Kemudian terserah orang yang mendengarnya apakah mau menerima atau menolaknya.” - B. Teresa dari Kalkutta
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” – St. Andreas Kim
“Hanya ada satu iman Kristen, yakni Katolik” - St. Brigitta dari Swedia
“Ada yang salah menafsirkan pencarian akan kebenaran ini, yang memimpin mereka kepada irasionalitas dan fanatisme; mereka menutup diri mereka sendiri dalam “kebenarannya”, dan mencoba untuk memaksakannya pada orang lain. … Siapapun yang bertindak irasional, tidak bisa menjadi murid Yesus. Iman dan akal adalah penting dan saling melengkapi dalam pencarian akan kebenaran.” – Paus Benediktus XVI
“Ketika Allah dikesampingkan, dunia menjadi tempat yang tidak ramah bagi manusia.” – Paus Benediktus XVI
“Seringkali doa dilakukan pada situasi-situasi sulit, pada masalah-masalah pribadi yang membawa kita berpaling kepada Tuhan guna mendapatkan keringanan, kenyamanan dan bantuan. Maria mengajak kita untuk memperluas dimensi doa, untuk berpaling kepada Allah tidak hanya pada saat butuh dan tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga dalam cara yang tak terbagi, tekun, dan setia, dengan ‘sehati sejiwa.’” -Paus Benediktus XVI
——————————————
7 Kutipan Katolik dari Ibu Teresa (Minggu 4 Oktober)
“Tapi saya merasa bahwa penghancur kedamaian terbesar sekarang adalah aborsi, karena aborsi adalah perang terhadap anak. Dengan aborsi, ibu tidak belajar untuk mencintai, tapi membunuh anaknya sendiri untuk menyelesaikan masalahnya. Dan, melalui aborsi, ayah diajarkan bahwa ia tidak perlu mengambil tanggung jawab sama sekali bagi anak yang telah ia bawa ke dunia. Ayah mungkin sekali menempatkan wanita ke dalam masalah yang sama. Jadi aborsi hanya menuntun kita kepada aborsi lagi. Negara manapun yang menerima aborsi tidak mengajarkan rakyatnya untuk mencintai, tapi mengajarkan untuk menggunakan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Inilah alasannya mengapa penghancur cinta dan kedamaian yang terbesar adalah aborsi.”
“Kita tidak bisa memecahkan semua masalah di dunia, tapi mari kita jangan pernah membawah masalah terburuk sama sekali, karena itu akan menghancurkan cinta. Dan inilah yang terjadi ketika orang-orang melakukan kontrasepsi dan aborsi”
“Saya adalah pensil kencil di tangan Allah yang sedang menulis, yang mengirim sebuah surat cinta kepada dunia”
“Buah keheningan adalah doa.
Buah doa adalah iman.
Buah iman adalah cinta
Buah cinta adalah pelayanan.
Buah pelayanan adalah damai”
“Iman dalam tindakan adalah cinta, dan cinta didalam tindakan adalah pelayanan”
“Tidak semua orang bisa melakukan hal-hal besar. Tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar”
“Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum datang. Kita hanya memiliki hari ini. Mari kita mulai”
——————————————
“Berdoalah, Berharaplah, dan jangan khawatir. Kecemasan tidak membantu sama sekali. Allah yang berbelas kasih akan mendengarkan doamu” – St. Pio Pietrelcina
“Milikilah keberanian untuk apapun yang menghampiri didalam kehidupan – segala sesuatu terletak didalam keberanian” – St. Teresa Avila
“Jangan biarkan godaan menakutkanmu; mereka adalah cobaan bagi jiwa yang kepadanya Allah ingin menguji ketika Ia melihat mereka memiliki kekuatan yang diperlukan untuk mempertahankan perjuangan, karenanya menenun mahkota kemuliaan dengan tangan mereka sendiri” - St. Pio of Pietrelcina
“Ketika Allah bertujuan untuk memberikan manusia keutamaan tertentu, merupakan jalan-Nya untuk membiarkan manusia digoda pada sifat buruk yang bertentangan dengan keutamaan tersebut” – St. Philip Neri
“Bersyukurlah untuk cobaan dan penderitaan! Ketika semuanya berjalan baik, kita melupakan Allah; hanya dalam kemalangan kita mencari Ia demi penghiburan” – St. Fransiskus de Sales
“Dalam kehidupan rohani terdapat dua prinsip besar yang tidak pernah boleh dilupakan : Tanpa rahmat kita tidak bisa melakukan apa-apa (Yoh 15:5); dengan rahmat kita bisa melakukan segala sesuatu (Filipi 4 : 13)” – Vital Lehodey
“Jangan biarkan apapun mengganggumu, jangan biarkan apapun menakutkanmu. Segala hal berlalu, Allah tidak pernah berubah. Kesabaran mencapai segalanya. Ia yang memiliki Allah tidak kekurangan apapun : Allah sendiri cukup” – St. Teresa Avilla
——————————————
“Prinsip-prinsip moral tidak tergantung pada keputusan mayoritas. Salah adalah salah, bahkan bila semua orang salah. Benar adalah benar, bahkan ketika tidak seorangpun yang benar”
“Bila semua orang katolik menghidupi imannya, setiap orang akan menjadi katolik”
“Bagaimana Allah akan menghakimi hidupku, aku tidak tahu, tapi aku percaya Ia akan melihatku dengan kerahiman dan belas kasih. Aku hanya yakin aka nada tiga kejutan di surga. Pertama, aku akan melihat beberapa orang yang tidak pernah kuharapkan untuk kulihat. Kedua, aka nada sejumlah orang yang aku harapkan yang tidak ada di sana. Dan – bahkan bergantung pada kerahiman Allah – kejutan terbesarnya adalah bahwa bisa saja aku akan berada di sana. Ketika catatan tentang kehidupan manusia ditulis, ada tiga pasang mata yang melihatnya dalam terang yang berbeda. 1. Seperti aku melihatnya. 2. Seperti orang lain melihatnya. 3. Seperti Allah melihatnya”
“Dalam setiap persahabatan hati bertumbuh dan bergabung bersama, sehingga dua hati tampak menjadi satu hati dengan satu pikiran bersama. Itulah alasannya mengapa perpisahan begitu menyakitkan; bukan berarti dua hati yang saling memisahkan, tapi satu hati yang terpecah”
“Tuhan kita menghabiskan waktu tiga jam dalam penebusan, tiga tahun dalam pengajaran, dan tiga puluh tahun dalam ketaan, agar dunia yang memberontak, sombong, dan bebas seperti iblis, dapat mempelajari nilai ketaatan”
“Setiap manusia ada di kayu salib. Beberapa orang meminta untuk diturunkan seperti pencuri di sebelah kiri [Yesus]; yang lain meminta untuk diangkat ke atas seperti pencuri di sebelah kanan [Yesus]”
“Hanya ada dua kelompok manusia yang mendengar tangisan malam itu : Para gembala dan orang bijak [yaitu orang Magi]. Gembala : mereka yang tahu bahwa mereka tidak tahu apapun. Orang bijak : mereka yang tahu bahwa mereka tidak tahu segala hal”
“Doa mulai dengan berbicara kepada Allah, tapi berakhir dengan mendengarkan”
“Aku tidak ingin hidupku menjadi milikku. Aku ingin hidupku menjadi milik Kristus. Semakin ada ego dalam hidupku, semakin tidak ada Kristus dalam hidupku”
“Semakin dekat Kristus datang ke dalam hati, semakin hati menjadi sadar akan keberdosaannya; ia akan memohon kerahiman dan menemukan kedamaian, atau ia akan berbalik menentang-Nya karena tidak siap untuk menyerahkan keberdosaannya. Karenanya Ia akan memisahkan yang baik dari yang buruk, gandum dari ilalang. Reaksi manusia kepada Kehadiran Ilahi akan diuji : apakah ia akan memanggil segala oposisi dari hakekatnya yang egoistis, atau membangunkannya ke dalam kelahiran kembali dan kebangkitan”
“Terlalu banyak orang mendapatkan penghargaan karena mereka baik, ketika mereka hanyalah bersikap pasif. Mereka terlalu sering dipuji karena berpikiran luas, ketika mereka terlalu berpikiran luas, mereka tidak pernah bisa memutuskan pikiran mereka terhadap apapun”
“Manusia membutuhkan tiga hal, kehidupan, pengetahuan dan cinta”
“Dunia akan membenci pengikut-Nya, bukan karena ada kejahatan dalam hidup mereka, tapi karena ketiadaan kejahatan atau karena kebaikan mereka. Kebaikan tidak menyebabkan kebencian, tapi memberi kesempatan bagi kebencian untuk mewujudkan dirinya. Semakin kudus dan murni sebuah kehidupan, semakin ia akan menarik kejahatan dan kebencian.”
“Kapanpun manusia berupaya untuk melakukan apa yang ia tahu yang merupakan kehendak Tuannya, kekuatan akan diberikan kepadanya setara dengan kewajibannya”
“”Tapi tidak ada ruangan di penginapan”; penginapan adalah tempat berkumpulnya opini publik; betapa sering opini publik mengunci pintunya terhadap Sang Raja”
“Semua cinta di bumi ini melibatkan pilihan. Ketika seorang pria muda mengungkapkan cintanya kepada seorang wanita muda dan memintanya untuk menjadi istrinya, ia tidak sekedar membuat penegasan cinta; ia juga menegasikan cintanya bagi yang lain. Dalam satu tindakan dimana ia memilihnya, ia menolak semua yang bukan wanita muda itu. Tidak ada cara nyata lainnya untuk membuktikan bahwa kita mencintai sebuah hal daripada dengan memilihnya dan bukan yang lain. Kata dan tanda cinta mungkin, dan seringkali, adalah ungkapan egoisme atau hasrat; tapi perbuatan adalah bukti cinta. Kita bisa membuktikan bahwa kita mencintai Tuhan kita dengan dengan memilih-Nya dan bukan dengan memilih yang lain”
“Cinta adalah kunci kepada misteri. Cinta pada hakeketnya tidak egois, tapi murah hati. Ia tidak mencari dirinya sendiri, tapi kebaikan bagi yang lain. Ukuran cinta bukanlah kesenangan yang ia berikan – itu adalah cara dunia menilainya – tapi adalah sukacita dan damai yang ia beli bagi yang lain”
“Perbedaan antara cinta seorang pria dan cinta seorang wanita adalah pria selalu memberi alasan untuk mencintai, tapi seorang wanita tidak memberikan alasan untuk mencintai”
“Kamu harus belajar untuk mencinta orang-orang dan memanfaatkan banyak hal, bukannya mencintai banyak hal dan memanfaatkan orang-orang”
“Dunia bisa tidak setuju dengan Gereja, tapi dunia tahu dengan pasti dengan apa ia tidak setuju. Di masa depan, seperti di masa lalu, Gereja akan intoleran tentang kekudusan pernikahan, karena apa yang Allah satukan tidak boleh diceraikan manusia; Gereja akan intoleran tentang syahadatnya, dan siap mati baginya, karena ia tidak takut terhadap mereka yang membunuh tubuh, tapi takut kepada ia yang memiliki kuasa untuk melempar tubuh dan jiwa ke neraka”
“Terdapat dua cara bangun tidur di pagi hari. Yaitu dengan berkata, Selamat Pagi, Allah, dan yang lainnya berkata, Allah yang baik, pagi!”
“Rahmat tidak bekerja seperti uang logam di slot machine. Rahmat akan menggerakanmu hanya ketika kamu menginginkan ia menggerakkanmu, dan hanya ketika kamu membiarkannya menggerakkanmu. Tatanan supernatural mengasumsikan kebebasan tatanan alamiah, tapi ia tidak menghancurkannya”
“Sudahkah kamu ketahui, di dalam syahadat, betapa cepat kita melewatkan kehidupan Tuhan kita? “Lahir”, lalu apa selanjutnya? “Menderita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus”. Menderita. Tidak ada tentang 8 Sabda Bahagia, tidak ada tentang mukjizatnya, tidak juga tentang konfliknya dengan fundamentalist dan modernist di jamannya, hanya “lahir” – “menderita”. Mengapa Syahadat melewati kehidupan duniawi-Nya? Karena hanya ada satu hal yang perlu diceritakan tentang kehidupan manusia : Apakah kita melakukan kehendak Bapa atau tidak? Hal-hal kecil, apakah itu jabatan imam, suster, ibu, sekretaris, dokter, pengacara, semuanya sama. Hal-hal kecil yang dapat terlewati! Segala sesuatu bisa dikatakan tentang kehidupan bila kita melakukan kehendak Bapa. Ia melakukan kehendak Bapa, karenanya, [syahadat] mengabaikan hal-hal kecil”
“Mudah untuk menemukan kebenaran; sulit untuk menghadapinya, dan lebih sulit lagi untuk mengikutinya”
“Kristus tanpa salib…adalah manusia tanpa misi, tapi salib tanpa Kristus…adalah beban tanpa penghibur”
——————————————
“Seperti masa lalu, mari kita mempercayakannya kepada kerahiman Allah. Masa depan kita percayakan kepada penyelenggaraan Ilahi. Tugas kita adalah menjalani masa sekarang dengan kudus”
“Rahasia kebahagiaan adalah untuk menghidupi momen demi momen dan bersyukur kepada Allah untuk segala hal yang Ia kirimkan kepada kita hari demi hari dalam kebaikan-Nya”
“Penyelenggaraan Allah ada dalam segala hal, ia selalu hadir””
“Seseorang tidak bisa mencintai tanpa menderita, atau menderita tanpa mencintai”
“Bila kamu harus memilih antara aku dan bayi, jangan ragu; pilihlah – dan aku menuntutnya – si bayi. Selamatkan dia!”
“Dalam penderitaan, mari kita berkata : Syukur kepada Allah”
“Bila seseorang mempertimbangkan betapa besar penderitaan Yesus, seseorang tidak akan melakukan dosa yang paling kecil”
——————————————
“Aku sungguh adalah Ibundamu yang berbelas kasih : Ibumu dan ibu dari semua orang yang berdiam di tanah ini dan Ibunda bagi segala bangsa yang mencintai aku dan memanggil serta memohon kepadaku . Akulah Ibu dari semua orang yang mencari aku dan menempatkan kepercayaan mereka didalam Aku”
“Ketahuilah, dan taruhlah didalam hatimu, putra kecilku, yang paling kusayangi, bahwa Akulah Santa Perawan Maria Selamanya yang sempurna, dan Aku memiliki hak untuk Menjadi Ibu Allah yang benar, Pemberi Kehidupan, Pencipta orang-orang, Pemiliki apa yang dekat dan jauh, Tuhan Langit dan Bumi”
“Karena sebenarnya aku merasa terhormat untuk menjadi Ibunda yang berbelas kasih kepada kalian semua, kamu dan semua orang yang tinggal bersama di tanah ini, dan semua orang dari leluhur yang berbeda, mereka yang mencintai aku, mereka yang menangis kepadaku, mereka yang mencari aku, mereka yang menghormati aku dengan menempatkan kepercayaan mereka dalam perantaraanku. Karena aku akan selalu mendengar tangisan mereka, dukacita mereka, untuk membersihkan, menyembuhkan semua penderitaan mereka, permasalahan mereka, penderitaan mereka”
“Dengar, taruhlah didalam hatimu, yang paling kecil dari putra-putraku :
Jangan biarkan apapun menakutkan atau membuatmu sedih
Jangan biarkan hatimu diganggu
Jangan takut akan penyakit atau penderitaan
Bukankah aku ada disini, yang adalah Ibumu?
Bukankah kamu ada dalam perlindunganku?
Bukankah aku adalah kesehatanmu?
Tidakkah kamu gembira ada di dalam lipatan jubahku, digenggam aman didalam tanganku?
Apakah kamu memerlukan sesuatu yang lain lagi?
Jangan biarkan apapun mencemaskanmu atau mengganggumu”
——————————————
“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirach (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI
“Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan” – St. Therese of Lisieux
“Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; tapi bagaimanapun, berbaik hatilah…Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhan, Bukan urusan antara engkau dan mereka.”- Bunda Theresa dari Kalkuta
“Sulit untuk menjadi orang kudus. Sulit, tapi bukannya tidak mungkin” – St. Padre Pio
“Doa tidaklah rumit, karena tidak ada yang lebih alami daripada bercakap-cakap dengan kekasihmnu, dan khususnya dengan Kekasihmu yang tertinggi” – Rm. Thomas Dubay
“Reformer selalu benar tentang apa yang salah. Namun, ia seringkali salah tentang apa yang benar” – G.K. Chesterton
“Cibiran skeptis Pilatus” Apakah kebenaran itu? “ditujukan kepada Kebenaran itu sendiri, berdiri di sana tepat di depan wajahnya. Pertanyaan dunia terbodoh terdiri dari tiga kata, jawaban Allah yang paling dalam adalah satu Sabda” – Peter Kreeft
——————————————
“Kita dapat melakukan perjalanan sebanyak yang kita inginkan, kita dapat membangun banyak hal, tapi jika kita tidak mengakui Yesus Kristus, ada sesuatu yang salah. Kita akan menjadi sebuah LSM bukan Gereja, Mempelai Kristus…” - Homili, Kapel Sistine, 14 Maret
“Ketika kita tidak mengakui Yesus Kristus, kita mengakui keduniawian iblis, keduniawian dari setan.” - Homili, Kapel Sistine, 14 Maret
“Ketika kita melakukan perjalanan tanpa salib, ketika kita membangun tanpa salib dan ketika kita mengakui Kristus tanpa salib, kita bukan murid Tuhan: kita bersifat duniawi, kita adalah para uskup, imam, kardinal, paus, tetapi bukan murid Tuhan.” - Homili, Kapel Sistine, 14 Maret
“Tuhan tidak pernah lelah mengampuni. Kitalah yang lelah memohon pengampunan” - Angelus, 17 Maret
“Hanya mereka yang melayani dengan kasih yang mampu melindungi!” - Homili, Misa Inagurasi, 19 Maret
“Tetapi ada sebuah bentuk lain dari kemiskinan yaitu kemiskinan spiritual pada zaman kita yang menimpa negara-negara kaya secara khusus dan serius. Inilah yang pendahuluku terkasih, Benediktus XVI, sebut sebagai “tirani relativisme” yang membuat semua orang berdasarkan pada kriteria mereka sendiri dan membahayakan keberadaan bersama masyarakat.” - kepada para duta besar negara-negara sahabat dan dunia, 22 Maret 2013
“..Tidak ada kedamaian sejati tanpa kebenaran.” - kepada para duta besar negara-negara sahabat dan dunia, 22 Maret 2013
——————————————
0 komentar:
Posting Komentar